Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2019

Indahnya Menyepi Bersama Allah

Indahnya Menyepi Bersama Allah 👉 Manusia seringkali terlena oleh gemerlapnya dunia. Keindahannya seringkali membuat kita terhanyut dalam keramaian yang sarat kepentingan.   51. (yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka." Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan Pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami. (Al-A’raf: 51). Ketika kesendirian menyapa, atau lebih tepatnya menyepi (khalwat bersama Allah), terkadang kita merasa jemu dan ingin segera keluar dari suasana seperti itu. Tapi sebenarnya dalam khalwat tersimpan kenikmatan yang berbeda. Khalwat adalah sarana menguatkan jiwa. Suasana hening menyediakan forum kepada batin untuk bertanya pada dirinya akan motif-motif yang selama ini memotori aktifitas jasad dan fikriyahnya. Ia menjadi momentum untuk mengoreksi kecenderungan-kecenderungan batiniyah yang tak te

Betis Bidadari

TERSINGKAPNYA BETIS BIDADARI Pada zaman Rasulullah Sallallahu ‘Alaihi wa aali wasallam, hiduplah seorang pemuda yang bernama Zahid, yang berumur 35 tahun, namun belum juga menikah. Dia tinggal di Suffah (teras) masjid Madinah. Ketika sedang mengasah  pedangnya, tiba-tiba Rasulullah Saw datang dan mengucapkan salam. Zahid kaget dan menjawabnya agak gugup. “Wahai saudaraku Zahid…selama ini engkau sendiri saja,” Rasulullah Saw menyapa. “Allah bersamaku ya Rasulullah,” kata Zahid, sambil tertunduk tak kuasa melihat kharismatik wajah Beliau. “Maksudku kenapa engkau selama ini membujang saja, apakah engkau tidak ingin menikah…,?” Tanya Rasulullah Saw. Zahid menjawab, “Ya Rasulullah, aku ini seorang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap dan wajahku tak tampan, siapa yang mau dengan diriku ya Rasulullah?” ”Asal engkau mau, itu urusan yang mudah.” Kata Rasulullah Saw sambil tersenyum. Kemudian Rasulullah Saw memerintahkan Sahabatnya untuk membuat surat yang isinya adalah melamar wanita

Pribadi Mulia

*MENJEMPUT FAJAR :* —————☀✨— _*🎇 MILIKILAH PRIBADI MULIA*_ *Banyak contoh telah diajarkan Rasulullah SAW* *Untuk bisa menjadi kepribadian yang mulia* *Diantaranya, sifat rendah hati (tawadhu').sabar dan juga pemaaf* _*🌠 ISLAM mengajarkan kepada kita untuk menjadi pribadi yg sabar, berlapang dada dan PEMAAF*._* _*Namun Manusia adalah mahluk yg lemah, begitu mudah berbuat dosa dan kesalahan .*_* _*Dalam kehidupan sehari hari meski sudah berhati hati, kadang tanpa disengaja kita telah berbuat salah Dan dosa kepada orang lain*_ _*Maka MEMBERI MAAF MESKIPUN TANPA DIMINTA termasuk Keutamaan Dan perbuatan yang sangat Mulia*_* *Begitu juga Orang yang menyadari* *kesalahan dan se segera mungkin memohon maaf* *dan tidak mengulanginya* *adalah sifat kerendahan hati/tawadhu' adalah sikap sangat mulia juga* *Sehingga balasan dari sifat pemaaf dan kerendahan hati adalah Surga dan diangkatnya derajad seseorang* *_Namun Anehnya ada juga orang yang memilih mempertahankan gengsi

Harga Diri Seorang Mukmin

Harga Diri Seorang Mukmin Apabila Allah mencintai hamba-Nya, yang pertama Dia berikan adalah ampunan-Nya. Allah tumbuhkan dalam hatinya kesungguhan untuk menjalankan aneka ketaatan. Satu di antaranya adalah kecintaannya pada shalat Tahajud. Jibril berkata kepada Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam, "Wahai Muhammad, hiduplah sesukamu, tetapi ingatlah, sesungguhnya kamu pasti mati. Cintailah siapa saja yang kamu sukai, tetapi ingatlah, sesungguhnya kamu akan berpisah dengannya. Berbuatlah sesukamu, tetapi ingatlah, sesungguhnya kamu akan diberi balasan." "Wahai Muhammad, kemuliaan seorang mukmin itu terletak pada shalat malam (tahajud)nya dan harga dirinya terletak pada ketidakbergantungannya kepada manusia." (HR Al-Hakim dan At-Thabrani) Semoga bermanfaat!

Sarapan Apgi

'Sarapan Pagi': Percuma Amalan Banyak, tapi Suka Usik Tetangga Sahabatku, Sebuah riwayat dari Abu Hurairah, ia berkata, "Seseorang telah bertanya kepada Rasulullah, fulanah diceritakan memiliki shalat, puasa, dan sedekah yang banyak, tetapi fulanah sering mengganggu tetangganya dengan lisannya." Rasulullah menjawab, "Ia di neraka." Lalu ia bertanya lagi, "Wahai Rasulullah, si fulanah diceritakan memiliki shalat, puasa, dan sedekah sedikit. Ia hanya bersedekah dari tepung gandum, tetapi tidak mengganggu tetangganya dengan lisannya." Rasulullah menjawab, "Ia di surga." (HR Ahmad)