Skip to main content

Motivator


Comments

Popular posts from this blog

Sholat Dhuha

SHOLAT DHUHA, MEMBANGUN PRIBADI TAKWA SDM BULU- Banyak jalan terbentang untuk mewujudkan generasi yang religius. Salah satunya dengan pembiasaan sholat dhuha seperti yang dilakukan SD Muh. Bulu. Dengan terbiasa melaksanakan rutinitas sholat dhuha, diharapkan anak-anak akan terbiasa dengan sholat dan mengaji, semoga bisa terbawa sampai dewasa. Sekolah selain sebagai gudang ilmu juga sebagai ladang amal, ladang untuk membuka pintu surga. Dengan mengajak, membimbing, serta mengamalkan sholat dhuha, pahala akan terus mengalir. Siswa akan memiliki jiwa dan rohani religius yang kuat serta keimanan dan ketakwaan yang melekat. Upaya positif tersebut untuk membentuk karakter yang baik pada diri sang anak. Sejak dini anak akan mempunyai hati, jiwa, pikiran, dan perbuatan yang dihiasi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. Aamiin. (Ist)

Kumpulan Kata Mutiara Cinta Santri

“Hendaklah kamu tetap berbuat baik kepada orang yang berbuat jelek kepadamu. (Lukman Hakim).” “Cintaku padamu seperti Mad Lazim…paling panjang diantara yang lainnya…” “Rintihan hujan dalam wktu berkalut dengan malam, para pecinta bersenandung pnh dgn puisi kehidupan mencri kata arti sbuah kebahagiaan.” “Jika cinta itu Ilmu Faroidl, maka, kita berdua adalah dua sejoli yang akan selalu berbagi atas apa yang kita miliki, seperti halnya ‘Ashôbah ma’a al-ghoyr” “Tiga manusia tidak akan dilawan kecuali oleh orang yang hina, orang yang berilmu yang mengamalkan ilmunya, orang cerdas cendikia dan imam yang adil.” “Setelah kau terima cintaku hatiku rasanya seperti Qolqolah Kubro…terpantul – pantul dengan keras…” “Dan akhirnya setelah lama kita bersama, cinta kita seperti Iklab di tandai dengan dua hati yang menyatu…” “De’…kau dan aku seperti Idghom Mutajanisain perjumpaan dua huruf yang sama makhrojnya tetapi berlainan sifatnya…” “Bila ingin mendapat sesuatu,...

4 WASIAT ALI BIN ABI THALIB RA

Ya Bunayya, ihfaż ‘anni arba’an wa arba’an la yadurruka ma ‘amilta ma’ahunna, aghna al-ghina al’aqlu, wa akbaru al-faqru al-hamqu, wa awhasyu al-wahsyati al-‘ajabu, wa akbaru al-hasabi husnu al-khuluqi Sayyidina Ali bin Abi Tholib, sahabat sekaligus menantu Rasulullah saw mewasiatkan empat hal kepada putranya Hasan RA untuk senantiasa diingat dan dijadikan pegangan dalam kehidupannya. Yang pertama adalah bahwa paling berharganya kekayaan adalah akal dan bukan harta benda ataupun yang lainnya. Karena dengan akal, manusia bisa mencapai apa yang menjadi keinginannya dan dengan akal pula manusia akan mendapatkan harta kekayaan atau bahkan kehormatan. Tanpa akal, manusia tidaklah berarti. Akal pulalah yang menjadi pembeda antara manusia dengan binatang. Wasiat yang kedua disebutkan paling besarnya kefaqiran adalah kebodohan. Kebodohan bukan saja tidak adanya kecerdasan ataupun kepintaran dalam diri seseorang, akan tetapi orang yang tidak menggunakan akalnya dengan baik...