Indahnya Menyepi Bersama Allah
👉 Manusia seringkali terlena oleh gemerlapnya dunia. Keindahannya seringkali membuat kita terhanyut dalam keramaian yang sarat kepentingan.
51. (yaitu) orang-orang yang menjadikan agama mereka sebagai main-main dan senda gurau, dan kehidupan dunia telah menipu mereka." Maka pada hari (kiamat) ini, Kami melupakan mereka sebagaimana mereka melupakan Pertemuan mereka dengan hari ini, dan (sebagaimana) mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami. (Al-A’raf: 51).
Ketika kesendirian menyapa, atau lebih tepatnya menyepi (khalwat bersama Allah), terkadang kita merasa jemu dan ingin segera keluar dari suasana seperti itu. Tapi sebenarnya dalam khalwat tersimpan kenikmatan yang berbeda. Khalwat adalah sarana menguatkan jiwa. Suasana hening menyediakan forum kepada batin untuk bertanya pada dirinya akan motif-motif yang selama ini memotori aktifitas jasad dan fikriyahnya. Ia menjadi momentum untuk mengoreksi kecenderungan-kecenderungan batiniyah yang tak terkendali untuk diarahkan dalam kerangka ‘ubudiyah kepada Allah. 🌷
👉 Allah menumbuhkan kecenderungan untuk berkhalwat di hati beliau ini, sampai datang malaikat Jibril menyampaikan wahyu Allah kepadanya. Dalam khalwat itulah Rasulullah menemukan kejernihan jiwa dan ketenangan batin. Ibnu Taimiyah Rahimahullah berkata, “Setiap hamba pasti membutuhkan waktu-waktu tertentu untuk menyendiri dalam memanjatkan doa, berdzikir, shalat, merenung, berintrospeksi diri dan memperbaiki hatinya” 🌿
👉 Ketika seorang hamba memanjatkan doa dalam khalwatnya, itulah saat terdekatnya dengan Sang Khaliq Allah Ta’ala. Doa yang kita panjatkan sejatinya merupakan pernyataan diri akan kelemahan dan kerendahan kita. Begitu tingginya kedudukan doa dalam kehidupan seorang muslim, sehingga Rasulullah mengibaratkan doa sebagai perisai.
Dalam kesendiriannya, hendaklah seorang muslim selalu mengingat Allah (dzikir). Karena dzikir merupakan amalan yang ringan di lisan tapi berat di timbangan. Untaian dzikir merupakan bukti kecintaan kita kepada Allah. Seseorang yang sedang jatuh cinta, pasti ia akan selalu teringat dan menyebut-nyebut nama kekasihnya. Begitu pula jika kita mencintai Allah, hendaklah kita selalu mengingat dan menyebut asma-Nya. 🌴
✍ Dalam sebuah hadits disebutkan, satu dari tujuh golongan yang akan mendapat naungan Allah adalah orang yang mengingat Allah dalam suasana sepi kemudian air matanya mengalir. Dalam yg hadits lain Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang mengingat Allah kemudian dia menangis sehingga air matanya mengalir jatuh ke bumi niscaya dia tidak akan diazab pada hari kiamat kelak” (HR. Al-Hakim dan dia berkata sanadnya shahih). 🍀
👉 Marilah sejenak kita renungkan mereka yang melewatkan malamnya dengan menyendiri hanya bersama Allah. Ketika semua orang tertidur, mereka shalat tahajud di sepertiga malam terakhir, malam yang bertabur keberkahan. Bahkan Allah memberikan penghargaan kepada ahli tahajud dengan mempersembahkan sebuah kamar khusus di Surga. Rasulullah Saw bersabda, “Sesungguhnya di surga itu ada kamar yang sisi luarnya terlihat dari dalam, dan sisi dalamnya terlihat dari luar. Disediakan untuk mereka yang memberi makan orang-orang yang memerlukannya, menyebarkan salam, serta mendirikan shalat tahajud pada saat manusia terlelap dalam tidur malam.” (HR. At-Thabrani dan Al Hakim).
Comments
Post a Comment