Skip to main content

Kumpulan Kata Mutiara Cinta Santri

“Hendaklah kamu tetap berbuat baik kepada orang yang berbuat jelek kepadamu. (Lukman Hakim).”
“Cintaku padamu seperti Mad Lazim…paling panjang diantara yang lainnya…”
“Rintihan hujan dalam wktu berkalut dengan malam, para pecinta bersenandung pnh dgn puisi kehidupan mencri kata arti sbuah kebahagiaan.”
“Jika cinta itu Ilmu Faroidl, maka, kita berdua adalah dua sejoli yang akan selalu berbagi atas apa yang kita miliki, seperti halnya ‘Ashôbah ma’a al-ghoyr”
“Tiga manusia tidak akan dilawan kecuali oleh orang yang hina, orang yang berilmu yang mengamalkan ilmunya, orang cerdas cendikia dan imam yang adil.”
“Setelah kau terima cintaku hatiku rasanya seperti Qolqolah Kubro…terpantul – pantul dengan keras…”
“Dan akhirnya setelah lama kita bersama, cinta kita seperti Iklab di tandai dengan dua hati yang menyatu…”
“De’…kau dan aku seperti Idghom Mutajanisain perjumpaan dua huruf yang sama makhrojnya tetapi berlainan sifatnya…”
“Bila ingin mendapat sesuatu, belajarlah dengan memberi, bila ingin kebahagiaan, berikanlah kebahagian itu kepada orang lain.”
“Dengannya Allah kuburkan kedengkian, Dengannya Allah padamkan permusuhan; Melaluinya diikat persaudaraan; Yang hina dimuliakan. Yang tinggi direndahkan.”
“Semoga dalam hubungan kita ini kayak Idghom Bilaghunnah…ia cuma berdua Lam dan Ro’”
“Jika kita boleh memilih 5 hal di dunia ini, maka pilihlah agama, harta, akhlak mulia, rasa malu dan pemurah. Pesan lukmanul hakim kepada anaknya.”
“Seperti hukum Imalah yang di khususkan untuk Ro’ saja…begitu juga aku yang hanya untukmu”
“Mesti perhatianku ga terlihat seperti Alif Lam Syamsiyah, cintaku padamu seperti Alif Lam Qomariyah terbaca jelas…”
“Jika cinta itu Ilmu Tauhid, maka, value cintaku padamu adalah kemurnian emas 24 karat, semurni i’tiqodnya ahli tauhid Rubûbiyyah”
“Aku harap cinta kita seperti Waqof Lazim, terhenti sempurna di akhir hayat…”
“Segera laksanakan rencana keberhasilanmu di hari ini, jangan tunda lagi, jangan buang waktu, karena waktu tidak bisa menunggu.”
“Jika cinta itu Fiqh, maka, aku akan memfatwakan pada diriku sendiri bahwa mencintai keindahan ciptaan Tuhan sepertimu, hukumnya adalah wajib”
“Sayangku padamu seperti Mad Thobi ‘i dalam Al Qur ‘an…buanyaaakkk benerrrr…..”
“Cinta harus berasal dari hati dan oleh karena itu maka jika tidak dari hati, jangan pernah berucap bahwa kamu mencinta”
“Jangan pernah kamu menyakiti sahabatmu sendiri, karena sahabat adalah cara Tuhan menunjukkan bahwa Dia tidak ingin kamu sendirian dalam menjalani hidup.”
“Layaknya huruf Tafkhim namamu pun tercetak tebal di pikiranku…”
“Pantaskan diri Anda untuk menjadi bahagia. Kemudian berusaha dan berdoa , kemudian menyerahkan hasil kepada pemilik alam semesta.”
“Layaknya Waqof Mu “annaqoh, engkau boleh berhenti di salah satunya…dia atau aku ? ?”
“Ambil dari dunia sesuatu yang bisa jadi bekal untuk akhirat nanti dan jangan mengambil dari dunia sesuatu yang bisa menghalangi anda di akhirat nanti.”

Comments

Popular posts from this blog

Sholat Dhuha

SHOLAT DHUHA, MEMBANGUN PRIBADI TAKWA SDM BULU- Banyak jalan terbentang untuk mewujudkan generasi yang religius. Salah satunya dengan pembiasaan sholat dhuha seperti yang dilakukan SD Muh. Bulu. Dengan terbiasa melaksanakan rutinitas sholat dhuha, diharapkan anak-anak akan terbiasa dengan sholat dan mengaji, semoga bisa terbawa sampai dewasa. Sekolah selain sebagai gudang ilmu juga sebagai ladang amal, ladang untuk membuka pintu surga. Dengan mengajak, membimbing, serta mengamalkan sholat dhuha, pahala akan terus mengalir. Siswa akan memiliki jiwa dan rohani religius yang kuat serta keimanan dan ketakwaan yang melekat. Upaya positif tersebut untuk membentuk karakter yang baik pada diri sang anak. Sejak dini anak akan mempunyai hati, jiwa, pikiran, dan perbuatan yang dihiasi dengan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt. Aamiin. (Ist)

4 WASIAT ALI BIN ABI THALIB RA

Ya Bunayya, ihfaż ‘anni arba’an wa arba’an la yadurruka ma ‘amilta ma’ahunna, aghna al-ghina al’aqlu, wa akbaru al-faqru al-hamqu, wa awhasyu al-wahsyati al-‘ajabu, wa akbaru al-hasabi husnu al-khuluqi Sayyidina Ali bin Abi Tholib, sahabat sekaligus menantu Rasulullah saw mewasiatkan empat hal kepada putranya Hasan RA untuk senantiasa diingat dan dijadikan pegangan dalam kehidupannya. Yang pertama adalah bahwa paling berharganya kekayaan adalah akal dan bukan harta benda ataupun yang lainnya. Karena dengan akal, manusia bisa mencapai apa yang menjadi keinginannya dan dengan akal pula manusia akan mendapatkan harta kekayaan atau bahkan kehormatan. Tanpa akal, manusia tidaklah berarti. Akal pulalah yang menjadi pembeda antara manusia dengan binatang. Wasiat yang kedua disebutkan paling besarnya kefaqiran adalah kebodohan. Kebodohan bukan saja tidak adanya kecerdasan ataupun kepintaran dalam diri seseorang, akan tetapi orang yang tidak menggunakan akalnya dengan baik...